APA ITU TATSABBUT ?

APA ITU "TATSABBUT" ?

Ketika kedustaan sudah menyebar, kebencian dan hasad sudah merasuk ke dalam jiwa, maka setiap berita yang datang kepada kita harus diteliti terlebih dahulu sebelum diyakini kebenarannya.

Sikap hati-hati merupakan cerminan keimanan dan keilmuan seseorang. la merupakan nilai Islam yang sudah pudar pada zaman ini.

Apa yang dimaksud dengan tatsabbut (تَثَبُّت)? Dalam perkara apa kita perlu tatsabbut? Ikuti ulasan ringkas tentangnya berikut ini. Allohul-Muwaffiq.

Al-Imam asy-Syaukani berkata, "Yang dimaksud dengan tabayyun adalah memeriksa dengan teliti, sedang yang dimaksud dengan tatsabbut adalah berhati-hati dan tidak tergesa-gesa, melihat dengan keilmuan yang dalam terhadap sebuah peristiwa dan kabar yang datang hingga menjadi jelas dan terang baginya."1

_______________
1. Fat-hul Qadiir, asy-Syaukani, 5/65.


DALIL-DALIL YANG MEMERINTAHKANNYA

Memeriksa dengan teliti berita yang sampai dan tidak tergesa-gesa dalam menyampaikannya telah diperintahkan oleh Alloh dan Rosul-Nya dalam dalil-dalil yang banyak, di antaranya:

1.   Dari al-Qur'an

Alloh ﷻ berfirman:

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban. (QS al-Israa' [17]: 36)

Ayat di atas sangat jelas melarang kita berbicara tanpa ilmu, berbicara atau bertindak tanpa ada ilmunya, maka ayat ini memerintahkan kebalikannya (yaitu) agar kita selalu mendahulukan ilmu sebelum berkata dan berbuat. Inilah yang ditegaskan oleh al-Imam al-Bukhari di dalam perkataannya, "Baab: al-Ilmu qabla al-qaul wal 'amal (Bab: Ilmu itu sebelum berkata dan berbuat)."1

2.   Dari Hadis

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwasanya Rosululloh ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا، فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا، وَلَا تَفَرَّقُوا، وَيَكْرَهُ لَكُمْ: قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةِ الْمَالِ

"Sesungguhnya Alloh menyenangi tiga perkara dan membenci tiga perkara. Alloh menyenangi: kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya kepada sesuatu apa pun, kalian berpegang teguh dengan tali Alloh, dan tidak berpecah belah. Dan Alloh membenci tiga perkara: qiila wa qaal (menyebar isu), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta."2

Sikap hati-hati, meneliti setiap berita baik yang berhubungan dengan suatu peristiwa atau berhubungan dengan kepribadian orang adalah sikap terpuji.

Nabi ﷺ berkata kepada Asyaj Abdil Qais:

إِنَّ فِيكَ لَخَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ: الْـحِلْمُ، وَالأَنَاةُ

"Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai oleh Alloh yaitu al-hilm dan al-anaah"3

Maksud al-anaah di dalam hadis di atas adalah tatsabbut dan tidak tergesa-gesa.4

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, "Kabar apa pun, apabila engkau ingin menukilnya maka wajib (atasmu) memeriksanya terlebih dahulu, apakah benar kabar tersebut dari orang yang engkau nukil atau tidak. Kemudian jika benar maka jangan langsung menghukumi hingga engkau periksa dalam vonis tersebut, barangkali kabar yang engkau dengar berdasarkan pada pokok yang engkau tidak mengetahuinya sehingga engkau memvonis bahwa ia di atas kesalahan, namun kenyataannya tidak salah."5

_______________
1.  Shahiih al-Bukhaariy 1/24.
2.  HR Muslim: 1715.
3.  HR Muslim: 18.
4.  Syarh Shahiih Muslim, an-Nawawi, 1/189.
5.  Syarh Hilyah Thaalib al-'Ilm hlm. 53.


{Referensi: Stop!! Jangan Tergesa-gesa MELAHAP BERITA, Ust. Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman حفظه الله , Majalah Al-Furqon No.163 Ed.4 Th. ke-14_ 1436 H / 2015 M.}

0 komentar :

Posting Komentar