Umur manusia seluruhnya adalah musim untuk menjalankan ketaatan dan menuai pahala. Beribadah dan menjalankan ketaatan hingga maut menjemput.
Alloh عزّوجلّ berfirman:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (kematian). (QS. al-Hijr: 99). (Demikian penafsiran Salim bin Abdillah bin Umar, Mujahid, Hasan, Qotadah, Abdurrahman bin Zaid dan selain mereka. Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/553)
Oleh karena itu wajib bagi seorang
muslim untuk memanfaatkan umur dan waktunya sebaik mungkin. Memperbanyak dan
memperbagusi ibadah serta amalan hingga maut menjemput, lebih-lebih pada bulan
dan hari yang penuh dengan keutamaan. Diantara bulan yang Alloh عزّوجلّ telah beri banyak keutamaan adalah
bulan Dzulhijjah.
Alloh عزّوجلّ berfirman:
وَالْفَجْرِ
. وَلَيَالٍ عَشْرٍ
Demi fajr. Dan
malam yang sepuluh. (QS.al-Fajr: 1-2).
Imam Ibnu Rajab رحمه الله berkata: “Malam-malam yang sepuluh
adalah sepuluh hari Dzulhijjah. Inilah penafsiran yang benar dari mayoritas
ahli tafsir dari kalangan salaf dan selain mereka. Dan penafsiran ini telah
sahih pula dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما”.
(Lathoiful Ma’arif hal.470)
Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَا
مِنْ أَياَّمٍ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهِنَّ أَحَبُّ إِلىَ اللهِ مِنْ هَذِهِ
اْلأَيَّامِ العَشْرِ فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِيْ
سَبِيْلِ اللهِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: وَلاَ الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ
إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
Tiada hari-hari
yang amalan shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Alloh عزّوجلّ daripada sepuluh hari pertama bulan
Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: Tidak pula jihad di jalan Alloh عزّوجلّ ?
Rosululloh صلى الله عليه وسلم menjawab: Tidak juga jihad di jalan Alloh عزّوجلّ.
Kecuali seorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya dan dia tidak
kembali setelah itu (mati syahid). (HR.Bukhari 969 dll dan lafazh diatas oleh
Tirmidzi 757)
Dalam riwayat yang lain nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَا
مِنْ عَمَلٍ أَزْكَى عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلاَ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ
خَيْرٍ يَعْمَلُهُ فِيْ عَشْرِ اْلأَضْحَى
Tidak ada amalan
yang lebih suci disisi Alloh عزّوجلّ dan tidak ada yang lebih besar
pahalanya daripada kebaikan yang dia kerjakan pada sepuluh hari al-adha. (HR.Darimi
1/358 dengan sanad yang hasan, sebagaimana dijelaskan dalam al-Irwaa
3/398 oleh al-Albani)
Ibnu Rojab رحمه الله mengatakan: “Hadits ini menunjukkan
bahwa beramal pada sepuluh hari bulan Dzulhijjah lebih dicintai disisi Alloh عزّوجلّ daripada beramal pada hari-hari yang
lain tanpa pengecualian. Apabila beramal pada hari-hari itu lebih dicintai oleh
Alloh عزّوجلّ,
maka hal itu lebih utama disisiNya”. (Lathoiful Ma’arif hal.458)
Al-Hafizh Ibnu Hajar رحمه الله berkata: “Yang jelas, bahwa sebab
keistimewaan sepuluh hari bulan Dzulhijjah, karena pada bulan ini terkumpul
ibadah-ibadah inti, seperti shalat, puasa, shadaqoh, haji, yang mana hal itu
tidak didapati pada bulan yang lainnya”. (Fathul Bari 2/593)
{Referensi: ENSIKLOPEDI
Amalan Bulan Dzulhijjah, Oleh
: Ustadz Abi Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi & Ustadz Abu
Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman as-Salim}
0 komentar :
Posting Komentar