KEUTAMAAN ILMU


Oleh: DR. Rasyid bin Husain Abdul Karim

Dalam tema ini Alloh ﷻ membedakan antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu yaitu dengan menegaskan dalam firmanNya:

"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar: 9)

Kemudian Alloh ﷻ juga menyebutkan keutamaan orang yang berilmu dalam firmanNya yang lain:

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al-Mujadilah: 11)

Maka dari itu, Alloh ﷻ akan memerintahkan NabiNya untuk selalu berdo’a agar diberikan ilmu dalam firmanNya:

Dan katakanlah: "Ya Robbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (QS. Thaha: 114)

Tidak sebatas pada ayat-ayat saja yang menyebutkan keutamaan ilmu, dari hadits Rosululloh ﷺ pun banyak yang menjelaskan betapa mulianya berilmu, di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Mu’awiyah رَضِيَ الله عَنْهُ, yang merupakan seorang sahabat, ia berkata, “Rosululloh ﷺ bersabda:

“Barangsiapa yang Alloh menghendaki kebaikan padanya, maka Dia akan memahamkannya tentang agama.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)

Lebih tegas lagi dari hadits di atas, Abu Darda’ رَضِيَ الله عَنْهُ juga meriwayatkan, ia berkata, “Aku mendengar Rosululloh ﷺ bersabda:

“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu dengannya, maka Alloh akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Para Malaikat akan membentangkan sayapnya untuk penuntut ilmu karena ridha dengan perbuatannya. Sungguh, seorang yang berilmu akan dimintakan ampunan oleh segala sesuatu hingga ikan yang berada di dalam air. Keutamaan seorang yang berilmu atas seorang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan purnama atas semua bintang. Para ulama ialah pewaris para Nabi. Sedangkan para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, namun mereka mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sangat besar.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Pahala ilmu tidak hanya di dapat ketika dirinya masih hidup, namun pemiliknya sudah meninggal pun akan tetap mendapatkan pahala dari ilmunya selama ilmu yang ia miliki diamalkan oleh orang lain. Sebagaimana Abu Hurairah رَضِيَ الله عَنْهُ meriwayatkan bahwasanya Rosululloh ﷺ bersabda:

“Jika seorang manusia meninggal dunia maka pahala amalnya terputus kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendo’akannya.” (HR. Muslim)

Dari beberapa dalil di atas dapat kita ketahui bahwa ilmu syar’I mempunyai kedudukan agung di dalam agama. Alloh telah menganjurkan dan memotivasi untuk menuntut ilmu, serta memberikan keutamaan bagi pemilik ilmu syar’I atas selainnya. Alloh juga mengategorikan mencari ilmu termasuk amalan paling agung untuk masuk ke dalam surga. Karena dengan ilmu dan belajar menjadikan seseorang mengenal Alloh, mengetahui perintah-perintah dan larangan-laranganNya, serta sebagai upaya untuk tegaknya agama Islam.

Karena itulah, para ulama disebut sebagai pewaris para Nabi. Para Nabi mewariskan ilmu syar’I kepada manusia, sehingga siapa saja yang mengambilnya maka ia adalah pewaris para Nabi. Jika Alloh menghendaki kebaikan ada pada diri seseorang, maka Dia akan memberikan kemudahan baginya untuk mempelajari urusan-urusan agamanya.

Sebagai penutup, terlebih dahulu kami sampaikan beberapa poin dari pemaparang di atas, di antaranya:

1. Keutamaan ilmu dan ulama karena mereka adalah pewaris para Nabi.
2. Pemahaman terhadap agama, merupakan bukti Alloh menghendaki kebaikan ada pada seorang hamba.
3. Menuntut ilmu termasuk salah satu dari sebab-sebab masuk ke dalam surga.
4. Sebaik-baik warisan seseorang adalah ilmu yang bermanfaat karena pahalanya terus mengalir kepada dirinya sesudah kematiannya.

[Referensi: Ad-Duruusul Yaumiyah]

0 komentar :

Posting Komentar