BILA BURUK SANGKA MENYAPA
Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi berkata:
"Janganlah engkau berburuk sangka kepada saudaramu muslim. Kecuali jika telah jelas perkaranya yang tidak mungkin bisa ditafsiri lagi. Jika yang mengabarimu adalah orang yang terpercaya, dan hatimu cenderung menyetujuinya, maka engkau diberi uzur atas hal itu. Sebab, jika engkau mendustakannya maka berarti engkau berburuk sangka kepada yang membawa berita. Tidak pantas engkau berbaik sangka kepada seseorang dan berburuk sangka kepada yang lain. Bahkan yang semestinya adalah engkau mencari tahu apakah di antara keduanya ada permusuhan dan hasad. Kapan saja terlintas di dalam dirimu persangkaan jelek kepada seorang muslim, maka hendaknya engkau lebih perhatian kepadanya dan mendoakan kebaikan untuknya. Sebab, hal itu dapat membuat setan marah dan hilang perasaan curiga. Jika benar engkau mengetahui ketergelinciran seorang muslim maka nasihatilah dengan sembunyi-sembunyi. Ketahuilah, hasil dari buruk sangka akan membawa seseorang pada sikap curiga dan selalu memata-matai. Sebab, hati ini tidak akan merasa cukup dengan prasangka, tetapi dia akan mendorong untuk mengetahuinya sehingga dia akan sibuk dengan sikap curiga dan memata-matai dan hal itu terlarang. Perbuatan semacam ini akan merusak kehormatan seorang muslim. Jika engkau tidak melakukannya maka hal itu lebih selamat bagi hatimu terhadap seorang muslim."1
_________________1. Mukhtashar Minhaaj al-Qaashidiin (tahqiq Ali Hasan) hlm. 223-224.
{Referensi: Stop!! Jangan Tergesa-gesa MELAHAP BERITA, Ust. Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman حفظه الله , Majalah Al-Furqon No.163 Ed.4 Th. ke-14_ 1436 H / 2015 M.}
0 komentar :
Posting Komentar